Marah Diam atau Marah Bicara?
tapi, sebenernya, marah itu apa sih? seperti yang udah gue baca dari suatu website di internet dari http://www.lptui.com, pengertian marah itu adalah
"Marah adalah respon normal terhadap perasaan terancam atau frustrasi. Sulit untuk meniadakan sama sekali amarah dari kehidupan kita. Kita selalu akan sampai pada suatu situasi yang memancing amarah. Marah adalah suatu keadaan emosional yang intensitasnya bisa beragam, mulai dari perasaan terganggu yang ringan, hingga amarah yang ekstrim dan mengandung kekerasan. Seperti emosi lainnya, marah diikuti perubahan keadaan tubuh, termasuk meningkatnya tingkat adrenalin dan denyut jantung yang lebih cepat.
Marah adalah reaksi spontan, bukan tindakan yang direncanakan. Marah tidak ditabukan masyarakat (karena semua orang bisa marah) sehingga orang bisa merasa leluasa saja mengekspresikan amarah. Perasaan-perasaan yang mendasari reaksi marah sesungguhnya membuat kita merasa rentan dan lemah (perasaan terancam, frustrasi, diperlakukan tidak adil), tapi dengan marah kita merasa kuat dan memegang kendali, meski sejenak saja. Itu sebabnya orang mudah tergelincir ke dalam situasi marah"
Selain itu, kita juga gak akan salah kira.
Pada suatu keadaan, kita sering berjanji melakukan atau tidak melakukan sesuatu terhadap seseorang. Dan kitapun seringkali mencoba untuk melakukan dan atau tidak melakukan hal tersebut. Namun, sering terjadi salah paham yang berakibat fatal.Seperti contoh, gue berjanji mencoba menjadi cewek yang tidak posesif dan mencoba percaya sama pacar gue. Dan gue sudah melakukan dan berusaha untuk berpositif thinking terhadap si pacar. Tapi, dalam suatu keadaan, gue melihat di Facebook.com account si pacar, ada wall dari cewek yang menuliskan sesuatu yang menurut gue aneh dan so sweet banget buat pacar gue. Maka dari itu, gue mencoba bertanya pada si pacar, daripada gue mengira-kira. Dan akhirnya gue meng-sms dia
"sayang, tadi aku baca facebook kamu, dan ada wall dari si A. Si A tuh siapa ya sayang?kok ngomongnya so sweet gitu ke kamu?"
Tapi, gak tau kenapa si pacar tidak membalas dan bahkan di telepon gak diangkat. intinya didiemin sampe lama banget, dan akhirnya pertanyaan gak di bales, dan sekarang putus tanpa kejelasan. Malah ada benci di antara mereka.
Dari kasus di atas, bisa kita lihat ada miscommunication atara dua orang tersebut.
pertama, si cewek berusaha bertanya dengan menomor satukan kepercayaannya pada si cowok. Dan berusaha bertanya dengan sesabar mungkin.
kedua, si cowok mungkin saja berpikir "aduh ni cewek mulai deh posesif lagi.Padahal udah janji gak posesif2 lagi"
Nah, sekarang gimana coba? pikiran masing-masing berkecamuk sendiri. Gak ada yang tahu, sebenernya gimana sih sesuatu itu terjadi.
Kasus lain,
Gue punya temen deket waktu SMA. Kita sering curhat, bercanda, dan cerita-cerita. Sampe suatu saat, gue merasa depresi abis. Pacar gue sakit dan butuh di operasi. Dan dalam keadaan cemas seperti itu, gue bilang " duh, makasih banget ya, elo baik banget deh. Mau dengerin segala cerita gue. kalo gak ada elo, gue gak tau gue gimana"
Tapi, disisi temen deket gue itu, nerima maksud gue itu dengan " duh makasih banget ya, elo udah mau jadi tong sampah gue"
Nah loooo.......
Dan akhirnya si temen deket gue itu marah dalam diem. gak ngomong, ditanya diem aja. Bilang gini malah " ya elo pikir sendiri, salah lo apa!kalo emang gak ngerasa salah, gak usah minta maaf!"
jedeeeerrr..aduuhh...ribet banget ya, coba diomongin baik2. dan mencoba mencari akarnya tuh apa. masalanya apa. maksudnya apa. gak akan jadi musuhan kan?!
Tapi, ada juga nih kasus, saling bentak dan saling marah. apalagi sampe semua orang tau kalo kit a lagi berantem.
Gini nih ceritanya
Suatu hari, gue merasa sebel sama temen gue, karena dia itu gampang banget bilang kata "sahabat" sama semua orang. semua orang yang dengerin dia curhat, semua orang yang mau nolong dia yang suka megap-megap sakit asma, dianggep sahabat sama dia. Dan gue, mungkin dalam kasus ini, sebel dan ngiri aja. Gue yang emang selalu ada. Rela ngelindungin dia. Rela ngapus air matanya dan dengerin cerita dia tentang satu orang ituuuuu dari jaman kelas `1 SMA. statusnya disamain sama temen-temen deket dia yang baru, yang baru beberapa bulan kenal sama dia dan tau masalahnya.
Tapi,mungkin salah gue juga dieeem aja gak pernah bilang, gue kecewa dia gitu. Malah gue langsung ngabur dan agak ngejauhin dia, mencari orang lain yang emang mau jadi temen gue dan menganggap gue spesial as special as the real bestfriend.
Akhirnya kita jauh dan musuhan. si temen gue ini, ngejudge gue yang nggak2. cuman gara2 tau curhatan gue sama pihak ketiga "eh kok dia aneh gitu ya sama gue?dia jadi cuek dan jutek gitu sama gue". Dia( si temen gue ini) jadi marah gak karuan. mencak-mencak sms dengan kata-kata nyelekit dan bikin sakit hati. Ngebuat satu kelas gue ikutan marah sama gue.(gue emang sekelas dari kelas 1). Semua orang tau, dan diapun jelas-jelas bilang gini waktu gue nyeletuk " emang cuma lo yang ngrasa panas?!" saat dia bilang "aduuhhh panas banget ya disini gara-gara ada orang yang ... gerah banget gue!!". " Eh akhirnya elo buka mulut juga ya TEMENKU YANG ROYAL!" jegeeerr..maksud kata ROYAL tuh apa?! apa dia selama ini anggep gue cuman dari segala sesuatu yang gue kasih ke dia?!hmmm.....
Dari banyak kasus yang udah kita bahas di atas, rasanya adalah sama. MARAH! tapi cara melampiaskannya berbeda.
Tapi sebenernya menurut berbagai pihak, sebaiknya perasaan itu diungkapkan secara langsung pada pihak yang bersangkutan. bukan hanya dengan celetukan, berdiam diri, dan segala macam miscommunication yang terjadi.
ada loh dampak-dampak negatif dari menutup perasaan marah sendiri, ini gue sunting dari lptui.com
- Orang-orang sering mengingatkan Anda untuk lebih tenang
- Anda sering merasa tegang
- Di pekerjaan, Anda enggan mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran Anda
- Ketika kesal, Anda selalu berusaha menyingkir dari dunia dengan menonton TV, membaca majalah, atau pergi tidur
- Anda harus merokok berat atau menggunakan obat penenang untuk membantu Anda lebih tenang
- Anda punya masalah tidur
- Anda sering merasa tidak dimengerti atau tidak didengar orang lain
- Orang-orang meminta Anda untuk tidak terlalu sering berteriak atau menyumpah
- Orang-orang terkasih Anda sering mengeluh bahwa Anda melukai perasaan mereka
- Teman-teman jarang mencari Anda
Tahukah Anda, marah ternyata bisa menyelesaikan problema relasi, wah! Marah-marah kecil di keseharian justru bisa membuat relasi semakin baik. Orang yang jadi target kemarahan bisa menjadi tersadarkan bahwa rupanya selama ini ia kurang memperhatikan orang lain. Dan dari isi kemarahan, ia menjadi lebih sadar bahwa ada suatu masalah yang mestinya diselesaikan. Tidak heran orang sering bilang “pertengkaran itu bumbunya pernikahan”. Seorang suami mungkin tidak pernah tahu bahwa meletakkan handuk sembarangan adalah hal yang sangat mengganggu bagi istrinya. Semasa masih hidup bersama orangtua, mungkin perkara itu tidak pernah jadi masalah. Baru ketika akhirnya sang istri menumpahkan amarahnya, ia menyadari apa yang menjadi harapan sang istri.
Nah bener kan kata gue, kalo elo ngungkapin apa yang elo rasain dan yang elo pikirkan pada pihak yang bersangkutan, maka masalah yang dihadapi akan lebih mudah diselesaikan.
Marah juga bisa memberi keberanian pada diri kita untuk mempertahankan diri dan orang yang kita sayangi. Kita pernah dengar ada ibu rumah tangga biasa yang tiba-tiba saja bisa nekat menghajar perampok dan menaklukkannya karena didorong rasa amarah. Marah juga bisa menjadi peringatan bagi orang lain untuk tidak seenaknya merugikan kita. Orang yang tidak bisa marah berisiko mengalami depresi, memiliki harga diri yang rendah, dan menjadi bulan-bulanan orang lain.
Marah juga bisa menjadi alat stratejik. Seorang politisi yang bisa mengekspresikan amarah dengan baik, memberi kesan ia memiliki sikap yang jelas tentang sesuatu, memberi kesan ia tahu tentang sesuatu itu dan punya pendirian tentang cara menyikapinya. Berbeda dengan persepsi yang muncul jika seorang politisi terus-terusan hanya mengekspresikan rasa sedih dan prihatin.
Bahkan marah bisa mengubah kultur!! Ingat bagaimana “amarah” R.A Kartini atas perlakuan masyarakat terhadap kaum perempuan telah membawanya merintis dan menginspirasi gerakan emansipasi wanita. Kesempatan luas yang kini dimiliki wanita Indonesia sedikit banyak berangkat dari amarah.
Nah, sekarang setelah kita tahu, apa itu marah, kenapa, bagaimana, dan keuntungan dan cara mantap penyelesainnya, apakah kita masih mau memendam perasaan yang tidak enak dihati itu, dan membiarka
n apa yang semestinya bisa diperbaiki jadi berlalu sia-sia?
Bersikaplah wise dan tenang dalam menyelesaikan masalah, jangan langsung ngejudge, nyalahin, mencak-mencak. CARI AKAR MASALAH dan KENAPA MASALAH ITU TERJADI, dan BAGAIMANA MENYELESAIKAN MASALAHNYA.
Dengan begitu,selain masalah yang kita punya selesai, poin kesabaran dan pendewasaan kita akan menjadi semakin matang.
Ayok kita mencoba!!!hehehe
dikutip dari www.lptui.com
Komentar
aHAahahahaha