Namaku dan Namamu
Aku dan kamu, sesama manusia. Aku
bernafas, jantung berdetak, darah mengalir, dalam bentuk rupa tubuh kita. Tuhan
menciptakan kita sama. Tidak berbeda aku makan kamu pun makan. Aku minum
kamupun minum.
Apa yang membedakan kita?
Mengelompokkan kita? Menjauhkan kita?
Warna kulit kita berbeda. Yah,
kulitku coklat kehitaman, rambutku hitam
legam, bola mataku coklat kehitaman. Sedangkan kamu? Kamu jauh lebih indah
dengan kulit putih, rambut kecoklatan, dan mata biru cemerlang.
Kita tinggal didua benua dengan
jarak ribuan kilo terbentang. Kamu di utara dan aku diselatan. Yang terpisah
secara tidak kasat mata dengan garis katulistiwa. Dengan pecahnya keyakinan dan
kebudayaan kita terpisah jauh.
Semua dengan mudah kita tebak.
Aku Muhammad dan kamu Theresia. Namaku berkiblat ke timur sedangkan namamu ke
barat. Ah andaikan dunia tidak terpecah oleh Samudera dan Ras manusia tidak
terpecah budaya, mungkin sekarang aku sudah menggenggammu dan kita sudah
bersama selamanya.
Menyedikan adalah ketika aku
harus berdoa 5 kali sehari dengan
caraku, memuja Allahku dan bersimpuh dalam shalat khusyuk setiap hariku. Aku
harus menuju Masjid dan menunaikan ibadah shalatku setiap hari Jumat, dan semua
tanpa kamu. Bahkan untuk mengucapkan selamat atas hari rayamu, banyak hal yang
memberatkanku untuk menyelamatimu, atau bahkan memegang tanganmu.
Sedangkan kamu, tanganmu
membentuk tanda salib untuk memulai segala doamu. Memuji nama Tuhanmu yang
seharusnya sama dengan Allahku. Kamu harus ke Gereja setiap minggu dan aku
tidak bisa menemanimu disana. Bahkan untuk makan makanan kesukaanmu saja, aku
tidak bisa, dan untuk menemanimu bermain dengan hewan kesayanganmu, aku merasa
hina.
Belakangan ini, dunia semakin
menghakimi kita. Mereka membunuh atas nama perbedaan yang seharusnya menyatukan.
Masalah jenis budaya kita, masalah perbedaan warna kulit, dan yang lebih sedih
adalah, mereka saling menyakiti karena Allah Tuhan yang sama.
Sedih. Kadang aku hanya ingin
menyalahkan keadaan dan situasi. Tetapi akupun tidak tahu siapa sebenarnya yang
salah. Kita berdoapun sama untuk meminta berkat dari Allah Tuhan kita. Tapi
kenapa kita terpisah jauh dengan segala perbedaan ini.
Kalau kita memang berbeda, kenapa
Tuhan menciptakan kita sama? Siapakah yang harus kita salahkan? Apakah Tuhan?
Bukan, kita lah manusia yang membuat diri kita sendiri berbeda.
Komentar